Wisata Indonesia Peringkat 5 di Asean


Pariwisata Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara se-Asean lainnya. Di tingkat Asean Indonesia hanya menempati ranking 5, Ssmentara di tingkat dunia ada di posisi 4. Meski demikian ada tren yang menggembirakan karena tahun ini pariwisata Indonesia naik 10%. Padahal Malaysia hanya tumbuh 6%.

Peringkat pariwisata Indonesia itu tertuang dalam World Economic Forum ‘The ASEAN Travel & Tourism Competitiveness Report 2012’. Peringkat Indonesia itu pada hasil Travel and Tourism Index yang menilai 139 negara di seluruh dunia. Sedangkan soal pertumbuhan paariwisata Indonesia dikemukakan Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Daftar peringkat menyebutkan Malaysia dan Thailand yang menempati peringkat II dan III Asen di tingkat internasional menempati urutan ke 35 dan 41 dunia. Malaysia yang terkenal dengan slogan Trully Asia berada dua kali lipat diatas posisi Indonesia.

Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Abdul Kadir, mengatakan pemeringkatan itu seharusnya lebih spesifik ditujukan terhadap destinasi wisata. Abdul pun tak sepakat jika infrastruktur pariwisata Indonesia disebut lebih rendah dibanding negara tetangga.
“Infrastruktur yang mana? Kalau jumlah wisatawan mancanegara, kita punya lebih banyak dibanding negara tetangga. Tahun lalu saja jumlahnya 7,6 juta,” kata Abdul.

Ia mengakui, jumlah wisatawan mancanegara yang mendatangi Malaysia, Singapura, dan Thailand memang sudah lebih dari 10 juta setahun. Sementara Indonesia tahun lalu hanya 7,6 juta.  Namun dirinya yakin jika dilihat dari sisi pertumbuhan, Indonesia patut berbangga karena jumlah wisman rata-rata naik mendekati 10 persen per tahun. “Kita dari 7 juta menjadi 7,6 juta, sedangkan pertumbuhan wisman mereka rata-rata hanya 6 persen,” ujar Abdul.

Dari sisi destinasi, lanjut Abdul, Indonesia adalah negara terakhir dalam rute penerbangan di ASEAN. Hal itulah yang menurutnya menjadi perjuangan berat bagi Indonesia untuk menggenjot pertumbuhan wisman. Ini terutama karena minimnya penerbangan ke daerah-daerah di Indonesia. “Infrastruktur itu tergantung ke destinasi. Kalau ke negara lain kan penerbangan banyak,” ucap Abdul.

Sementara jika dihitung dari multiplier effect-nya, Abdul yakin Indonesia lebih unggul dibanding negara tetangga karena di Indonesia terdapat 75 sektor yang terkena dampak pariwisata, seperti agrikultur dan manufaktur.

Kementrian pariwisata juga mengklaim, wisatawan yang datang ke Indonesia tidaklah sama dengan peminat pariwisata negeri tetangga. Pariwisata Indonesia, kata Abdul, memiliki wisata minat khusus, bukan mass tourism. Dia mencontohkan, turisme massal itu seperti ke Bali dan Jakarta.

“Sedangkan ke Raja Ampat misalnya, kan hanya bagi wisman yang suka diving. Rata-rata mereka tinggal di sana sebulan. Tapi kalau di Malaysia rata-rata paling lama hanya 7 hari,” ujar Abdul.

Sementara dari sisi infrastruktur, Abdul beralasan, jika pariwisata dengan minat khusus seperti mendaki gunung ditangani dengan perbaikan infrastruktur jalan di gunung itu, maka hal itu tidak akan menjadi pengalaman khusus lagi. “Nggak asyik kalau jalannya diaspal, karena nggak dapat pengalaman bertualangnya,” ujar Abdul.
Sumber: http://surabayapost.co.id


2 komentar:

  1. Jalan laut hrs diperbaiki dg kapal2 yg modern, akan mendongkrak turis berkunjung meningkat dan pantai hrs ditata letak tata tanaman serta diadakan kegiatan penduduk setempat bekaitan pantai.

    BalasHapus
  2. Potensi wisata Indonesia harusnya lebih hebat dari Malaysia (melayu doang, kalah promosi dan strategi )

    BalasHapus

Artikel Populer

Followers